Ada yang baru nih, Apa ya?

Sudah lama gak nulis lagi di blog ini, gak terasa sudah 4 tahun tertidur. 
Halo...
Kembali lagi, kali ini mau nyeritain perjalanan menjadi master.😊
Saya yang punya blog akhirnya sudah Master, I'm officialy Sheila Simanjuntak S.P., M.P, adanya blog ini dimulai dr awal perkuliahan, sekarang akhirnya sudah master di salah satu fakultas yang tidak jauh-jauh dari pertanian juga. Tapi jurusan yang saya ambil ini adalah Bioteknologi, dimana ilmu ini adalah suatu ilmiu tentang mikrobiologi pada tanaman, DNA tanaman, tidak hanya pada tanaman. Teman saya dari Kedokteran hewan juga mengambil program studi ini. 
Saya awalnya masuk ke Pascasarjana nyobain ke IPB dan Udayana. Setelah melewati pendaftaran, akhirnya saya lulus di 2 universitas ini. Sedikit kesal karna tidak memilih IPB dikarenakan pengumuman dari IPB yang telat seminggu daripada Udayana. Sedangkan daftar ulang di Udayana harus dilakukan dalam seminggu setelah pengumuman kelulusan. Saat itu saya berkompromi dengan orangtua bahwa saya diterima di Udayana, sontak orangtua juga langsung bersedia membiayai semuanya, walaupun pilihan mendapatkan beasiswa juga saya inginkan tapi belum berkesempatan. Saya pun menyiapkan segala berkas, mengikuti test, dan pembayaran SPP UKT untuk semester pertama dan dalam jumlah banyak. Setelah pembayaran selesai dan beberapa hari kemudian pengumuman IPB juga keluar, saya mendapatkan email dan dinyatakan lulus keterima di IPB.
Dari situ perasaan saya up and down, ada senangnya dan ada sedihnya juga. Senang karna dinyatakan lulus dan sedih karna sudah terlanjur melakukan segala transaksi untuk SPP semester. 
Kesal dan terus menggerutu, 'kenapa IPB telat pengumumannya, kenapa tidak barengan dengan Udayana!' 
Di satu sisi memang ingin sekali duduk disana dan merasakan pendidikan di IPB karna ingin memperluas ilmu yang saya dapat di Udayana dengan ilmu baru dan cara belajar di IPB itu seperti apa?.
Pastilah ada beda pembelajaran di Udayana dan IPB. Dari segi fasilitas ataupun SDMnya. Memang susah awalnya untuk berbesar hati, tapi mencoba berfikir ulang dan rasional. Itu semua tergantung individu, dimanapun bersekolah atau menuntut ilmu, itu bukan dilihat dari perspektif gedung atau nama instansi mana yang lebih terkenal atau bisa dibilang yang lebih BEKEN, melainkan dari diri kita sendiri apakah bisa berkembang dengan keterbatasn fasilitas dan bisa menuntut ilmu itu sendiri serta bisa menyelesaikannya tepat pada waktunya atau lebih cepat dari yang diperkirakan.
Puji Tuhan akhirnya bisa menyelesaikan semua studi Master saya dengan baik dan dengan pujian, dan saya menjadi LULUSAN TERBAIK DI FAKULTAS DAN DI UNIVERSITAS. Semua diluar perkiraan dan dugaan saya. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dengan nilai baik adalah suatu kebahagiaan. Tapi dari itu saya tidak merasa congkak atau sombong, Di saat yudisium orangtua tidak hadir, ada rasa sedih juga karna tidak melihat saat prosesi itu. Sembari dipanggilnya nama saya saat prosesi itu, sesekaki melirik ke arah audiences mencari bapak dan mama. "Ahh ternyata aku sendirian tanpa disaksikan mereka. Berkata dalam hati 'bapak, mama ini semua buat kalian dan masa depanku, aku akhirnya bisa menyelesaikan ini semua dengan baik dan disertai orang baik juga buat Profesor Wirawan dan ibu Profesor Made Sritamin  yang membimbingku dan sudah seperti orangtua sendiri, ilmu kalian sangat berguna untukku, terima kasih juga buat doaen penguji dan membimbing juga yaitu Profesor Rai, Prof Wijaya, dan Dr Suada.  Tetapi pada saat wisuda, bapak bisa hadir dan menyaksikan semua prosesi itu dan aku menghampirinya terlihat senyum dari raut wajahnya TERSENYUM SEDIKIT BERKACA-KACA, dan perasaanku pecah sampai sedikit berkaca-kaca terharu (saat menulis blog ini juga mata berkaca-kaca). Bapak tersenyum dan memelukku sambil ngasih ucapan SELAMAT. "Bapak kenapa tidak bisa masuk ke dalam gedung, sudah gitu proyektor di area bapak duduk pada saat kamu maju ke depan menerima piagam dan sertifikat lulusan terbaik itu, tiba-tiba proyektornya tidak nyala, bapak kesal. Bagaimana bisa orangtua yang biayain masa tidak bisa masuk gedung?" Saya cuma bisa menjelaskan, karena fasilitas tempat duduk yang terbatas di dalam auditorium. Kemudian bapak mengerti dan berkata lagi "ya seharusnya hal kecil seperti proyektor harus dipersiapkan sehinggak tidak terjadi masalah gini".

                                         Bersama bapak sebelum memasuki auditorium

Tak hanya sebatas itu bapak tetap  berkomentar, dan mungkin itu karna bapak sudah merasa tidak ingin melewatkan hari bahagia itu. Setelah selesai itu kembali berdiskusi tentang plan ke depan.  Dari predikat yang kucapai terkadang Orangtua selalu mengatakan itu hanya nilai, dan di dunia pendidikan mulai dari TK sampai SMA mungkin orang - orang mengejar nilai pencapaian. Dan saya dulu sangat-sangat berkecil hati karna tidak terlalu pintar dan sering mendapatkan nilai rendah atau remidial sudah makanan setiap ulangan. Hahahhaa
Walaupun tidak bisa dibanggakan saat sekolah dulu tapi ya bisa dikatakan masuk kls plus terus saat SMP dan SMA. Ada kebanggan tersendiri saat terpilih masuk kls plus di sekolah. 
Puji Tuhan semuanya bisa dirubah kalau memang mau berkembang baik secara akademisi. 
Semua itu pilihan, PILIHAN INGIN LEBIH BAIK, ATAU BIASA SAJA. 
Sekarang merasa PUAS? Tentu Belum. 😄
Masih banyak lagi tantangan dari awal ini semua. Projek apa selanjutnya yang akan diselesaikan setelah Master? Apakah ingin memasuki dunia pekerjaan atau menjadi enterpreneur.
Let's see 😃😄😄😄







Enjoyed and successful


Diberdayakan oleh Blogger.