Good news and hope that will be meaningful

Dear......15 mei

Good news and hope that will be meaningful
yg artinya bersakit-sakit dahulu bersukaria kemudian,,,, wkwkwkkwk. *salahsambung*

Nih arti ne,,,kabar gembira dan berharap akan bermakna.'
Kabar gembira di hari ini yaitu,, Mama ku ULANG TAHUN loh hari ini..."
Bahagia masih bisa mengucap dan berdoa kepada Tuhan krna masih diberi kesempatan untuk mengucap syukur dan mengucapkan 'SELAMAT ULANG TAHUN' buat mama ku tersayang.
Sengaja ga tidur nunggu jam 00.00 ,dan akhirnya nelfon mama n ngucap met ultah.
Pengen nya sih ketemu langsung dan meluk si mama sambil nyium pipi nya. Aku kangen ma'...... *hiks...... :'(
Cuma bisa ngucapin via telfon dan lewat doa' Panjang umur dan diberi kesehatan yg luar biasa buat mama dan lebih sabar mendidik kami anak2 nya'.
amin.....
Obrolan singkat:
*tutttt,tuutttt,,,,tuuu,t,,,, panggilan menunggu*

aku : hallo ma,,,,, blom tidur ?' lagi apa ma?'
mama : hallooo,,ada apa sheil"? kok blom tidur?? tidur loh,,udah malam ini.
aku : masih pagi ini ma'...hehehe,, aku mau ngucap SELAMAT ULANG TAHUN buat mama,Panjang umur n sehat selalu,Tuhan memberkati'

mama : oalahh,,oh iya ya,tgl 15 skrg ya...Terima kasih ya nak,,kamu juga baik2 diperantauan n sehat selalu,mama bahagia udah diucapin selamat ulang tahun.

aku : hehehee,,,aku nungguin jam 00.oo ma mau ngucapin selamat ulang tahun buat mama,,I love u Mom.. :* (kangennnnnnn)

mama : iya nak,,terima kasih ya.... *nadaterharu*
aku : *diam* (dalam hati pengen pulang n berada di rumah) , ma' ada byk salam buat mama,bilang selamat ulang tahun buat mama. :)
mama : iya,,bilang makasih juga ya buat yg ngucapin buat mama :)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

abis nelfon mama,,eh telfonan sama si super BAWEL yg suka Ngor*k (sensor dikit ya,biar ga ngambek orang nya) hehhehe :p
Diakhir obrolan,,, tiba2 diam......

upsss,,,,,,,,,,,,,,,,ada apaan lagi ini?? *pasang pendengaran yg tajam*wuakakakakakkaka............. :D
akhirnya terjadi lah tragedi SEMANGGI 15 Mei 2011,.... *terjadi ngorok di waktu telfonan*
wkwkwkkwk :D
yaampun yangggg............ haikkkzzzzz .. (sambil ketawa-ketiwi) :D :D :D

*zzZZZzzZZzzttttt,,,,,ZzzZZZzzZZZtttt.........ZZzzzzZZZztttt....*
*ZzzzZZzzz,,,Ngrokkkkk...ngrookkkk....ZZZZzzzzzZZtttt...*
semakin keras bunyi nya............
Sambil ngayalin gmn ya tampang dia ngorok..?" pasti lucu deh.... hahhahaha :D

*harap maklum karna kecapean* itu karna demi..... Demi nusa dan bangsa dan anak negara........... *loh apa hubungan nya coba*
teeetttttt....................tttoooooooeeettttt...... :D

hehhehhee.........
hallo tante,,nih si bawel suka ngeledekin aku loh. :(
wayyooooo.lo yang aku kasih tau saa mama kamu. hiihihiihihi.. :)

I miss u deh... :)

Kerusuhan 15 mei 1998

Kemarahan masyarakat terhadap kebrutalan aparat keamanan dalam peristiwa Trisakti dialihkan kepada orang Indonesia sendiri yang keturunan, terutama keturunan Cina.

Peristiwa ini menyeramkan dan terjadi sepanjang siang dan malam hari mulai pada malam hari tanggal 12 Mei dan semakin parah pada tanggal 13 Mei siang hari setelah disampaikan kepada masyarakat secara resmi melalui berita mengenai gugurnya mahasiswa tertembak aparat.

Sampai tanggal 15 Mei 1998 di Jakarta dan banyak kota besar lainnya di Indonesia terjadi kerusuhan besar tak terkendali mengakibatkan ribuan gedung, toko maupun rumah di kota-kota Indonesia hancur lebur dirusak dan dibakar massa. Sebagian mahasiswa mencoba menenangkan masyarakat namun tidak dapat mengendalikan banyaknya massa yang marah.

Setelah kerusuhan, yang merupakan terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia pada abad ke 20, yang tinggal hanyalah duka, penderitaan, dan penyesalan. Bangsa ini telah menjadi bodoh dengan seketika karena kerugian material sudah tak terhitung lagi padahal bangsa ini sedang mengalami kesulitan ekonomi. Belum lagi kerugian jiwa di mana korban yang meninggal saat kerusuhan mencapai ribuan jiwa. Mereka meninggal karena terjebak dalam kebakaran di gedung-gedung dan juga rumah yang dibakar oleh massa. Ada pula yang psikologisnya menjadi terganggu karena peristiwa pembakaran, penganiayaan, pemerkosaan terhadap etnis Cina maupun yang terpaksa kehilangan anggota keluarganya saat kerusuhan terjadi. Sangat mahal biaya yang ditanggung oleh bangsa ini.

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei - 15 Mei 1998, khususnya di ibu kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.

Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan oleh amuk massa — terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa[1]. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Bandung, dan Surakarta. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut[2][3]. Sebagian bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah Romo Sandyawan, bernama Ita Martadinata Haryono, yang masih seorang siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam Kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis.

Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi". Peristiwa ini mirip dengan Kristallnacht di Jerman pada tanggal 9 November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal atas mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman Nazi.

Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama besar yang dianggap provokator kerusuhan Mei 1998. Bahkan pemerintah mengeluarkan pernyataan berkontradiksi dengan fakta yang sebenarnya yang terjadi dengan mengatakan sama sekali tidak ada pemerkosaan massal terhadap wanita keturunan Tionghoa disebabkan tidak ada bukti-bukti konkret tentang pemerkosaan tersebut.

Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya orang setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian terhadap orang Tionghoa.

Tragis!!!!

kenapa mesti ada kerusuhan ???

Kerusuhan di Jakarta dan sekitarnya 12-15 Mei lalu, menyisakan segudang pertanyaan besar. Yang pasti, kerusuhan itu menelan banyak korban, baik harta benda maupun jiwa. Tidak tanggung-tanggung, tercatat lebih dari 1.000 orang yang umumnya hangus di tengah pertokoan yang dijarah dan dibakar massa.

Kerusuhan terjadi setelah empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak ketika memperjuangkan reformasi, 12 Juni. Aksi mahasiswa itu sendiri didasarkan pada tuntutan hati nurani rakyat. Berpedoman kepada gerakan dan reformasi damai. Situasi Jakarta tiba-tiba saja berubah brutal dan tak terkendali tanggal 12-15 Mei. Secara khusus suasana mencekam di Jakarta sangat terasa pada tanggal 13 dan 14 Mei.

Penjarahan dan pembakaran terjadi di mana-mana. Hampir seluruh langit DKI Jakarta penuh dengan kepulan asap hasil pembakaran toko dan plaza-plaza. Suatu aksi brutal massa yang tentunya tidak muncul dari tangan gerakan reformis mahasiswa yang selalu berpegang teguh kepada sikap damai. Tanpa perusakan apalagi pembakaran.

Komnas HAM juga mencatat sejumlah keterangan yang menyebutkan, pada saat kerusuhan aparat keamanan terkesan tidak sungguh-sungguh mencegah meluasnya kerusuhan. Tindakan penanggulangan aparat baru terlihat jauh setelah kejadian kerusuhan. Pernyataan yang ditandatangani Wakil Ketua I dan II serta Sekjen Komnas HAM, Prof Miriam Budiardjo, Marzuki Darusman dan Baharuddin Lopa dibacakan anggota Komnas, Asmara Nababan di Jakarta, 2 Juni lalu.

Komnas HAM mencatat, dalam kerusuhan tersebut terdapat 40 pusat pertokoan, 2.479 ruko dan 1.604 toko yang dijarah dan dibakar. Selain itu, tercatat 1.119 mobil, 1.026 rumah penduduk dan 383 kantor yang dibakar dan dirusak. Jumlah korban tewas tercatat 1.188 orang, 101 luka-luka dan sejumlah kasus perkosaan yang jumlahnya tengah diteliti.

Pertanyaannya, benarkah pernyataan lembaga yang hingga kini jauh lebih dipercaya dari pada DPR itu? Pengaduan dan kesaksian masyarakat kepada Komnas HAM setelah tanggal 2 Juni, tampaknya semakin memperkuat pernyataan Komnas.

Komnas HAM bahkan telah menerima pengaduan dari masyarakat Solo yang menyatakan bahwa terjadi banyak sekali kejanggalan dalam kasus kerusuhan di kota tersebut. Pengaduan yang dilakukan sejumlah rohaniwan Solo itu semakin mempertegas pernyataan Komnas tentang nestapa yang menimpa etnis Cina dalam kerusuhan di Jakarta. Di Jakarta dan Solo, etnis Cina ternyata menjadi salah satu sasaran amuk massa.

Belum selesai pengaduan kasus di Solo, yang menurut anggota Komnas HAM, Albert Hasibuan, akan ditindaklanjuti, muncul pengaduan yang lebih menyentuh rasa kemanusiaan. Pengaduan tersebut disampaikan Tim Relawan untuk Kemanusiaan di Jakarta, Selasa 9 Juni. Ikut pula bersama Tim Relawan, sejumlah anggota masyarakat yang kehilangan sanak-saudara dan harta bendanya.

''Semoga bangsa ini tidak masuk lagi dalam lautan kepedihan

Diberdayakan oleh Blogger.